25 Oktober 2010

Militer AS Tutup Mata Penyiksaan Tahanan Irak

Militer AS memegang kendali keamanan semasa pendudukan di Irak. Tapi mereka justru membiarkan saja aksi penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Irak terhadap tahanan perang.
Hal tersebut terungkap dalam dokumen rahasia militer AS yang dirilis oleh Wikileaks. Tidak ada proses hukum terhadap polisi Irak yang menyiksa tahanan hingga cedera parah.
Wikileaks memberikan akses ke dokumen rahasia tersebut ke beberapa media internasional. Salah satu dokumen berisi cerita saat tahanan ditembak kakinya oleh polisi Irak. Tulang iganya patah, bagian tubuhnya terluka sana-sini karena juga dihantam oleh cambuk.
“Hasilnya: Tidak ada penyelidikan lebih lanjut,” demikian yang ditulis The Guardian dan dikutip reuters, Sabtu (23/10/2010).
Amnesti International mempertanyakan kenapa pemerintah AS melakukan ‘pembiaran’ ini. Ada indikasi kalau pemerintah AS telah melanggar hukum internasional dengan menyerahkan tahanan ke pasukan keamanan Irak yang diketahui akan menyiksa mereka.
“Dokumen ini menjadi bukti tambahan kalau otorita AS telah tahu penyiksaan sistematis ini selama bertahun-tahun,” ujar Direktur Amnesti International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Malcolm Smart.
Dalam websitenya, Wikileaks mulai melempar dokumen tersebut ke publik pada tanggal 22 Oktober 2010. Mereka mengklaim kebocoran ini merupakan yang terbesar dalam sejarah militer Amerika.
Isi dokumen berisi antara lain ada 109.032 orang yang tewas dalam perang Irak. Mereka yang tewas terdiri dari 66.081 warga sipil, 23.984 pengacau keamanan (musuh), 15.196 tentara Irak, 3.771 pasukan koalisi.
Dari data ini terlihat kalau lebih dari 60 persen korban tewas adalah warga sipil. Hampir 31 warga tak bersalah harus meregang setiap harinya di Irak selama 6 tahun pendudukan As di Irak. (detikNews, 23/10/2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites