13 November 2010

TUAN SANG PELAYAN

Rasulullah Saw. bersabda : "Hampir tiba dimana umat-umat saling memanggil untuk melawan kalian sebagaimana orang-orang saling memanggil untuk menyantap hidangannya. Salah seorang bertanya: apakah karena sedikitnya kami ketika itu? Rasul menjwab: bahkan kalian pada hari itu banyak akan tetapi kalian laksana buih dilautan dan sungguh Allah mencabut ketakutan dan kegentaran terhadap kalian dari dada musuh kalian dan Allah tanamkan di hati kalian al-wahn. Salah seorang bertanya: apakah al-wahn itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: cinta dunia dan membenci kematian"(HR. Abu Daud No. 4297, Ahmad 5/278, Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 1/182, hadits ini shahih)--Syarah

Pena ku bergetar ketika membaca sabda beliau diatas; terurai dalam tangisan malam merindu akan asa yang di genggam.
Barisan nada-nada di taman tak bertuan, membungkam realitas yang penuh dusta tak berakal, buih - biuh dilautan menjadi cermin bagi tuan sang pelayan, semua tersimpan dalam ingatan yang tak pernah berguguran, sebuah masa akan mencatat... menjadi pengingat dalam goresan perjalanan pena sang petarung, yang mencampakannya dalam kehinaan yang tak terkira dalam sebuah masa.

Ingat lah wahai para penguasa penjilat... ketika permadani sudah tergulung, ketika singasana hancur di terpa angin sang gurun. Disana kau tak bisa beretorika, disana kau tak bisa menebar pesona/kharisma, disana kau tak bisa mencari muka. Wahai pengusa apakah kau tuli dengan jeritan-jeritan rakyat yang tak berdaya, apakah kau buta tak melihat realita yang ada, apakah kau lumpuh dengan kerakusan hawa nafsu mu wahai penguasa.

Wahai penguasa sang pelayan... apakah kau senang dengan apa yang kau lakukan, ketika kau bertemu sang tuan(penjajah) dengan memuliakannya dan mencium kakinya, mendampinginya menebar racun-racun Sekularisme, Liberalisme, Pluralisme, di kalangan generasi masa depan, dan mengijinkan menginjakan kakinya di tempat suci(masjid) kami.

Sungguh tuan sang pelayan... Tuan(penjajah) pengusung ideology kapitalis yang kau agungkan sebentar lagi akan hancur dengan racun-racunnya sendiri, dengan kecacatan sistem demokrasi yang di bawanya sejak lahir. Sejarah akan mencatatnya dan mencampakan ideology sampah(kapitalis)nya itu kelembah kehinaan.

Tunggulah wahai tuan sang pelayan... yang tak amanah, sebentar lagi akan ada sebuah peradaban yang mulia yang di pimpin oleh pemimpin yang amanah yang menjalankan syariat Tuhan nya yang berdasarkan kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, yang pernah ada memimpin peradaban manusia sebelumnya. Dan akan kembali memimpin peradaban manusia dengan Syariah-Nya, dan mengembalikan posisi umatnya sebagai khairu ummah, yang berpegang teguh pada akidahnya yang Haq, yang hidup dalam tatanan aturan/hukum Allah Swt sebagai al Khaliq, al Mudabbir yang telah menciptakan alam, manusia dan kehidupan. Dengan sistem pemerintahan yang di contohkan oleh Rasul-Nya dan para Shahabatnya yakni sistem Khilafah Islamiyyah.  Allahu akbar.! Ats Tsauriy


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites