Seoul di pertengahan November agaknya bukan tempat yang nyaman buat Presiden Barack Obama. Dia harus menghadapi sikap keras tuan rumah, yang awalnya dianggap bakal bersahabat. Maklum, Korea Selatan merupakan sekutu utama Amerika di Asia Timur, bersama Jepang. Abang Sam selama ini memberikan perlindungan keamanan menghadapi Korea Utara.
Perlindungan soal keamanan itu pula yang dijadikan senjata untuk membujuk Korea Selatan agar membuka pasarnya lebih besar buat produk Amerika. Kamis pekan lalu, seiring dengan pembukaan konferensi, mestinya ditandatangani juga perjanjian perdagangan bebas Amerika dan Korea Selatan.
Tak disangka, Presiden Lee Myung-bak menampik perjanjian itu. “Perlu waktu lebih lama untuk menyelaraskan beberapa perincian,” kata Lee. Obama pun meminta tim perunding kedua negara bekerja keras. “Lebih berkeringat,” ujarnya.
Penandatanganan perjanjian itu batal lantaran sikap tim perunding Amerika yang dinilai sombong. Korea Selatan sebetulnya sudah setuju dengan berbagai syarat lingkungan dan keselamatan dalam proses perdagangan. Padahal soal ini sudah dikritik rakyat Korea Selatan, yang menganggap pemerintahnya terlalu lunak kepada Amerika. Tekanan rakyat membuat pemerintah Korea Selatan meminta Amerika diam-diam saja tentang perincian kesepakatan itu. Tak dinyana, Abang Sam malah mencantumkan perincian perjanjian secara jelas, terutama soal ekspor daging dari Amerika.
Maka, tanpa ampun, Korea Selatan langsung membatalkan perjanjian itu. Pemerintahan Lee pasti akan jadi bulan-bulanan kritik di dalam negeri bila berkeras merealisasi kesepakatan itu. Kesediaan menambah kuota daging sampai 30 bulan sejak masuk rumah jagal sehingga menambah jumlah penerimaan daging dari Amerika saja sudah dianggap blunder.
“Ini seperti menyiram bensin ke api yang sedang berkobar,” ujar seorang pejabat Korea Selatan yang tak mau dikutip namanya. Daging yang masuk ke Korea Selatan sebelumnya berumur paling lama 20 bulan saja. (tempointeraktif.com, 15/11/2010)
Komentar :Meskipun merupakan sekutu utama Amerika di Asia Timur Korea Selatan berani menolak tuntutan Obama . Sementara SBY menerima sepenuhnya perjanjian komprehensif tanpa sikap kritis, tanpa ada batas waktu, dan dalam segala aspek tanpa tersisia sedikitpun.
Sumber : Hizbut Tahrir
0 komentar:
Posting Komentar