21 November 2010

Kereta Bawah Tanah, Siasat Baru Yahudi Hancurkan Al-Aqsa

Beberapa pekerja Israel tengah membangun jalur rel kereta api di wilayah Yerusalem. Rencana tersebut diketahui sebagai rencana baru Israel melemahkan podasi Masjid Al Aqsa. (Foto: Foreign Policy)

YERUSALEM (Berita SuaraMedia) – Hatem Abdul Qadir, pejabat pengawas Yerusalem dari faksi Fatah pada hari Rabu mengungkapkan adanya tujuan Israel untuk membangun kereta api bawah tanah yang menghubungkan antara dua bagian kota Yerusalem, bagian timur dan barat. Terowongan kereta tersebut direncanakan digali di bawah situs-situs suci umat Islam, semakin mengancam kehancuran situs suci Islam. Menurut Abdul Qadir, perusahaan AS, Marshall Engineering, akan menjadi pelaksana proyek tersebut dan telah mencapai tahapan maju dalam pengembangan rancangan penggalian terowongan dan rancangan kereta api.

Menurut rencana yang diperoleh kantor Abdul Qadir, terowongan tersebut akan digali sepanjang beberapa kilometer, mulai dari Yerusalem Barat, mengitari tembok barat dan selatan Yerusalem, kemudian mengarah ke Buraq Square, dekat tembok barat Masjid Al-Aqsa.
Abdul Qadir menambahkan, tujuan proyek tersebut adalah untuk memindahkan sebagian besar penduduk Israel yang bermukim di Yerusalem ke dekat Masjid Al-Aqsa.

Ia menambahkan, rencana tersebut ada hubungannya dengan upaya mencuptakan jalur kereta api di bawah Masjid Al-Aqsa. Abdul Qadir memperingatkan mengenai bahaya proyek tersebut dan ancamannya terhadap identitas Arab di kota Yerusalem.

Deputi Dewan Legislatif Palestina, Ahmad Bahar, pada hari Rabu mengatakan, "Israel melakukan apa saja yang dapat memperlemah identitas Arab dan Islam di kota suci (Yerusalem)." Ia juga memperingatkan mengenai skema Israel menggali terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa.

Sementara itu, Hatem Abdul Qadir mengatakan kepada kantor berita Maan bahwa para penduduk Palestina akan berkumpul di Silwan pada hari Minggu mendatang. Hal itu dikarenakan polisi Israel mengeluarkan keputusan untuk mengizinkan demonstrasi yang awalnya dijadwalkan pada bulan Maret.

Menanggapi apa yang disebut Abdul Qadir sebagai provokasi, ia mendesak penduduk Palestina dan aktivis solidaritas untuk berkumpul di Al-Bustan, Silwan pada hari Jumat dan menuntut diakhirinya pengusiran warga Palestina dari rumah-rumah di Yerusalem Timur.
Menurut pejabat Fatah tersebut, arak-arakan itu diagendakan menyusul provokasi berkelanjutan dari para pemukim Yahudi ilegal yang menambil alih jengkal demi jengkal perumahan Palestina.

Bentrokan terakhir terjadi pada hari Rabu malam, ketika para pemukim Yahudi memprovokasi sekelompok pemuda Palestina yang merespons dengan melemparkan batu dan botol kosong ke arah mobil-mobil pemukim. Bentrokan berakhir setelah pasukan Israel datang ke Silwan dan membubarkan kelompok Palestina tersebut.

Maret lalu, Israel membuka kembali sebuah sinagog di Yerusalem Timur (Al-Quds). Langkah Israel tersebut mendapatkan dukungan AS, meski memantik protes dan kemarahan warga Palestina di kota suci tersebut dan juga di kawasan Tepi Barat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut ambil bagian dalam pembukaan kembali sinagog Hurva, yang terletak hanya 700 meter dari Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem, dengan dalih sebagai bagian dari "warisan" Israel.

"Kami mengizinkan orang-orang dari berbagai keyakinan untuk melestarikan situs peribadatan mereka. Kami dengan bangga melindungi "warisan" kami, dan pada saat bersamaan mempersilakan orang-orang lain untuk menjalankan ajaran agama mereka dengan bebas," kata Netanyahu dalam sebuah pesan video.

Kepala institut internasional Al-Quds, Dr. Ahmed Abu Halabiya, memperingatkan bahwa pembukaan kembali sinagog Hurva di Al-Quds merupakan bagian dari rencana busuk Israel untuk membangun sebuah kuil Yahudi di atas puing-puing Masjid Al-Aqsa. (dn/im/sm) (www.suaramedia.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites