12 November 2010

Rakyat Korea Selatan Menolak Kedatangan Barack Obama

Dunia memang banyak membenci Amerika Serikat sebagai sebuah negara arogan dan penjajah. Rakyat di beberapa negara menolak kehadiran Barack Obama sebagai penerus Bush, pemimpin negara penjajah. Barack Obama tiba di Korea Selatan untuk menghadiri KTT G-20 di Seoul disambut aksi protes oleh rakyat Korea Selatan menentang kebijakan-kebijakan AS di seluruh dunia.

Sebelumnya kedatangannya di Seoul, ribuan aktivis perdamaian Korea Selatan dan anggota kelompok sipil turun ke jalan memprotes kunjungan Obama, menegaskan Presiden AS tidak diterima di Korea Selatan. Para aktivis telah berjanji untuk melanjutkan demonstrasi mereka hingga hari Kamis.

Para pengunjuk rasa menetang perjanjian perdagangan bebas antara Seoul dan Washington. Mereka mengatakan kesepakatan tersebut merugikan pertanian Korea Selatan dan peluang kerja.

Barack Obama melakukan sepuluh hari perjalanannya ke Asia  untuk meningkatkan hubungan perdagangan AS dengan Asia. Dia menghadapi protes serupa di India dan Indonesia.

Di Indonesia, ribuan massa berkumpul di luar Kedutaan Besar AS di Jakarta beberapa kali untuk menentang kunjungan Obama, menyerukan pada pemerintah untuk menolak presiden AS dan perjanjian kerjasama komprehensif yang dianggap sebagai bentuk penjajahan AS atas negeri itu.

Para intelektual Muslim melihat kebijakan Obama tidak jauh berbeda dengan Bush sebagai pemimpin negara penjajah.

"Kami tidak melihat perbedaan antara Obama dan Bush, mereka berdua menindas Muslim, mereka berdua berlumuran darah di tangan mereka," kata Ismail Yusanto, jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia, sebuah kelompok Muslim di Indonesia, Ahad.

Sementara itu, hasil survei yang dilakukan di beberapa negara Islam menunjukkan bahwa kepercayaan dunia Muslim terhadap kebijakan AS dan Presiden Obama menurun drastis.

Presiden Obama menghadapi protes serupa di India, di mana para korban tragedi beracun di kota Bhopal menuntut kompensasi atas insiden fatal itu.

Lebih dari 500.000 orang terkena gas beracun setelah 40 ton bahan kimi mematikan bocor pada sebuah perusaan milik AS di India, 3 Desember 1984.

Demikianlah, di mana-mana Presiden Negara Penjajah tersebut mendapat kecaman dan penolakkan dari para rakyat. Hanya saja para penguasa masih juga berharap banyak pada Obama. [m/prstv/syabab.com]

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites