13 Juli 2010

Gara-gara Piala Dunia, Kabinet Ngantuk

Kali ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak menegur para pembantunya yang terkantuk-kantuk. Mungkin Presiden maklum, pada Senin (12/7) dini hari ia dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II nonton bareng final Piala Dunia 2010 yang baru usai pukul 04.00 WIB di Puri Cikeas, Bogor.

Pada Senin siangnya, Presiden beserta menteri sudah duduk di Gedung Bina Graha, mendengarkan penjelasan soal Situation Room pemerintah, ruangan untuk memantau perkembangan pembangunan di daerah.
Kamera televisi menangkap jelas kantuk dari para menteri. Mata Menpora Andi Mallarangeng tampak merah. Berulang kali Andi terlihat berusaha konsentrasi, membuka matanya lebar-lebar. Menhan Purnomo Yusgiantoro pun tampak tak kuasa menahan kantuk. Beberapa kali ia terlihat memejamkan matanya.

Begitu juga Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri yang terlihat menutup mulutnya yang menguap. Mata Kapolri juga terlihat merah. Jaksa Agung Hendarman Supandji tampak kesusahan mengangkat kelopak matanya, ia pun terpejam selama beberapa detik.

Wajah-wajah ngantuk juga diperlihatkan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Meneg BUMN Mustafa Abubakar, Menko Kesra Agung Laksono, hingga Menko Polhukam Djoko Suyanto. Sedangkan, Menag Suryadharma Ali tampak datang terlambat ke acara.

Sementara itu, Menkeu Agus Martowardojo mengatakan ia tidak mengantuk meski ikut nonton bareng di kediaman Presiden di Cikeas. “Saya tidak ngantuk,” tukas Agus.

Sebelumnya, Presiden bersikap keras terhadap pejabat yang mengantuk. Di Lemhanas, pada 8 Maret 2008, saat berpidato di depan para bupati se-Indonesia, Presiden sewot karena ada bupati yang ketiduran mendengar pidatonya.

“Bangunkan yang tidur itu. Kalau mau tidur silakan di luar saja,” kata Presiden, sembari menunjuk ke seorang bupati yang tertidur. “Seharusnya Anda merasa berdosa pada rakyat. Sebagai pemimpin, Anda punya tanggung jawab dan emban amanah rakyat. Saat kita bicarakan masalah rakyat kok malah tidur,” kata SBY dengan nada keras.

Pada 6 Mei 2009, di depan ribuan peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, Presiden mewanti-wanti tidak boleh ada pejabat yang tertidur saat ia berpidato. “Para peserta harap menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam rangkaian Musrembangnas. Jangan tidur!” kata SBY disambut gelak tawa peserta.


Paripurna telat

Dari DPR, setelah Senin dini hari juga mengadakan nobar final Piala Dunia di Gedung DPR, para wakil rakyat datang terlambat mengikuti Rapat Paripurna. Sidang yang dijadwalkan berlangsung pukul 09.45 WIB baru dibuka pada pukul 10.45 WIB karena jumlah anggota DPR tak sampai kuorum.

Ketua DPR Marzuki Alie, yang memimpin sidang Paripurna hari ini menyatakan, molornya sidang merupakan sikap yang memalukan. “Ini belum satu tahun kita kondisi sudah seperti ini,” kata Marzuki, kesal. Menurutnya, anggota DPR sudah menunjukkan ketidakdisiplinan di awal masa periode jabatannya.

Pimpinan DPR lantas sepakat mengirim surat khusus kepada seluruh pimpinan fraksi di DPR. Surat tersebut berisi permintaan agar pimpinan fraksi menegur anggotanya yang kerap mangkir dari rapat-rapat di DPR. Pimpinan DPR mengaku khawatir dengan rapat dewan yang sering tidak mencapai kuorum.

“Surat ini berisi refleksi kecemasan kami secara kolektif sebagai pimpinan dewan. Karena surat khusus, kita akan teken berlima dan ditujukan kepada seluruh ketua fraksi di DPR RI,” kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. (republika, 13/7/2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites