“Ya Allah ya Rabbi, jadikanlah Kami Hamba Yang Bisa Menjadi Pelopor Kebaikan Seperti Para Sahabat Rosulullah SAW”
Yang pertama kali masuk Islam dari golongan wanita dan laki-laki adalah Sayyidah Khadijah binti Khuwailid.
Yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw, jika telah tiba waktu shalat maka beliau keluar menuju lembah-lembah di kota Makkah, dan Ali keluar menyertainya (padahal dia masih berumur sepuluh tahun) secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh ayah dan kaumnya. Lalu mereka berdua melakukan shalat bersama, dan jika waktu sore tiba mereka berdua kemudian pulang.
Yang pertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki merdeka adalah Abu Bakar Shiddiq. Rasulullah saw bersabda: Tidaklah aku mengajak seseorang masuk Islam kecuali ia akan berwajah pucat mendengarnya, merasa ragu-ragu, dan berpikir panjang, kecuali Abu Bakar. Ia tidak menunda-nunda masuk Islam ketika aku menceritakan Islam kepadanya, dan juga tidak merasa ragu-ragu.
Orang yang pertama kali mengeraskan bacaan al-Qur’an di kota Makkah adalah Abdullah bin Mas’ud. Tatkala ia berada di depan para pemuka Quraisy, ia mengeraskan suaranya yang merdu dan membangkitkan minat pendengarnya, ketika membaca firman Allah Swt
Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. (TQS. ar-Rahman [55]: 1-6)
Sampai pada bacaan tersebut, ia dipukuli oleh kaum kafir Quraisy hingga jatuh pingsan. Ketika siuman, ia meminta ijin pada Nabi saw untuk mengulangi lagi apa yang dilakukannya itu pada malam berikutnya.
Wanita yang pertama gugur menjadi syahidah dalam Islam adalah Sumayyah bin Khubbath (Ibu Ammar bin Yasir).
Khatib yang pertama kali menyerukan agama Allah adalah Abu Bakar as-Shiddiq, ketika jumlah kaum Muslim mencapai tiga puluh sembilan orang. Abu Bakar mendesak Rasulullah saw untuk menampakkan Islam secara terang-terangan, maka Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Bakar, jumlah kita masih sedikit”. Abu Bakar terus mendesak hingga akhirnya Rasulullah saw muncul dan kaum Muslim berpencar di beberapa sisi masjid. Abu Bakar kemudian berdiri menjadi khatib, sedang Rasulullah saw duduk mendengarkannya, sehingga Abu Bakar menjadi khatib pertama yang menyeru kepada Allah dan Rasulullah saw. Kaum musyrikin sangat marah kepada Abu Bakar dan kaum Muslim. Mereka memukulinya dengan sangat hebat. Abu Bakar diinjak-injak. Si fasik, Utbah bin Rabiah, mendekati beliau, kemudian ia memukulnya dengan dua sepatunya, yang meninggalkan bekas luka di wajah Abu Bakar sehingga sukar diketahui rupa hidung di wajahnya.
Pedang yang pertama kali dihunus dalam Islam, adalah pedang Zubair bin Awwam. Di masa-masa awal kemunculan Islam, tersiar kabar bahwa Rasululllah saw telah dibunuh. Yang dilakukan Zubair tidak lain kecuali segera menghunus pedangnya, kemudian dia mengitari jalanan Makkah bagaikan badai topan. Dan di daerah Makkah bagian atas dia bertemu dengan Rasulullah saw, yang segera menanyainya tentang apa yang terjadi? Zubair mengabarkan berita tersebut kepada Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw mendoakannya agar kebaikan diperuntukkan bagi dirinya dan kemenangan bagi pedangnya.
Rumah yang pertama kali digunakan untuk mengemban dakwah Islam adalah rumah Arqam bin Abi al-Arqam, yang berada di Bukit Shafa. Rumah itu seringkali digunakan Nabi Muhammad saw untuk duduk mengajarkan Islam. Rasulullah saw terus mengajarkan Islam di rumah Arqam hingga jumlah kaum Muslim mencapai empat puluh orang. Lalu mereka keluar menampakkan seruan kepada Allah.
Orang yang pertama kali berhijrah ke Habsyah; dialah Utsman bin Affan bersama isterinya Ruqayyah binti Rasulullah saw. Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya Utsman merupakan orang yang pertama kali berhijrah menyelamatkan agama Allah bersama keluarganya setelah Nabi Luth as.
Darah yang pertama kali tumpah dalam Islam. Di masa permulaan dakwah Islam, ketika itu Sa’ad bin Abi Waqash bersama beberapa orang sahabatnya sedang melaksanakan shalat di salah satu lembah di Makkah. Keberadaan mereka diketahui beberapa orang kaum musyrikin. Kaum musyrikin kemudian menentang dan mencela apa yang mereka lakukan, hingga akhirnya terjadi perkelahian diantara mereka. Pada saat itu, Sa’ad memukul salah seorang kaum musyrikin dengan rahang unta sehingga orang itu terluka (dan mati terbunuh), dan itulah darah yang pertama kali tumpah dalam Islam.
Duta pertama dalam Islam, adalah Mush’ab bin Umair. Rasulullah saw memilihnya untuk menjadi duta beliau, yang dikirim ke Madinah dalam rangka memahamkan dan mengajarkan agama Islam kepada kaum Anshar, menyeru penduduk Yatsrib kepada Islam, dan mempersiapkan Madinah menyongsong terjadinya hijrah, padahal disisi beliau ada beberapa sahabat yang lebih tua umurnya dan lebih dekat hubungannya daripada Mush’ab. Mush’ab bin Umair ra mengemban amanat itu dengan dibantu oleh nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya berupa akal yang cerdas dan perilaku yang mulia. Ia berhasil menjalankan misinya, dimana penduduk Madinah masuk Islam dan menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya.
Yang pertama kali membangun masjid adalah Utsman bin Affan.
Yang pertama kali menjadikan rumahnya sebagai masjid yang digunakan untuk shalat adalah Ammar bin Yasir.
Orang Anshar yang pertama kali masuk Islam adalah As’ad bin Zurarah al-Anshari. As’ad bin Zurarah dan Dzakwan bin Abdi Qais berangkat ke Makkah. Di sana mereka berdua bertengkar dengan Utbah bin Rabiah. Mereka berdua mendengar kabar tentang Rasulullah saw dan mendatanginya, lalu Rasulullah saw menyampaikan Islam dan membacakan al-Qur’an dihadapan keduanya. Kemudian mereka berdua masuk Islam dan tidak mendekati Utbah bin Rabiah lagi. Keduanya lalu pulang ke Madinah, dan menjadi orang yang pertama kali pulang ke Madinah membawa Islam.
Orang yang pertama kali memegang tangan Rasulullah saw pada malam Bai’at al-’Aqabah kedua adalah al-Barra bin Ma’rur. Al-Barra memegang tangan Rasulullah saw dan berkata: “Ya, demi Zat yang mengutusmu menjadi seorang Nabi dengan membawa agama yang haq, kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi anak isteri kami. Bai’atlah kami wahai Rasulullah. Demi Allah, sesungguhnya kami adalah ahli perang, ahli senjata, yang selalu kami wariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya”.
0 komentar:
Posting Komentar