13 Juli 2010

Awas!! Selular XL Juga Bisa Jadi Alat Spionase Israel

Jakarta (13/07/10 voa-islam.com) - Kekhawatiran rakyat Indonesia semakin  besar karena selular XL ternyata juga memakai perangkat Amdocs. Bisa jadi Israel menggunakan perusaahaan telekomunikasi Amdocs Ltd untuk kepentingan spionase. Di Indonesia, perangkat Amdocs juga digunakan Telkomsel dan XL. 

Kekhawatiran seperti itu bukan tidak mungkin terjadi. Sebab, perangkat sistem penagihan (billing system) milik Amdocs juga digunakan oleh operator seluler dalam negeri, yakni Telkomsel. Menurut Masyarakat Telekomunikasi, XL juga memakai produk yang sama.

“Secara teori bisa, namun ada cara-cara yang dapat digunakan agar tidak dipakai sebagai mata-mata,” ujar Budi Raharjo, pakar keamanan sekaligus pengamat telekomunikasi, saat ditanya mengenai kemungkinan billing system dipakai untuk keperluan mata-mata.

Sebelumnya, ramai kembali dibicarakan mengenai investigasi oleh stasiun tv ternama di AS, Fox News, mengenai keterkaitan Israel dengan Amdocs. Amdocs dicurigai digunakan oleh Israel untuk memata-matai warga AS melalui percakapan telepon, komunikasi data, dan sistem pertukaran informasi lainnya yang menggunakan saluran telepon.

Berdasarkan laporan Fox News, sejak insiden 11 September, lebih dari 60 warga Israel di AS telah ditangkap di bawah aturan antiterorisme ataupun pelanggaran imigrasi. Amdocs dicurigai menggunakan data-data telepon untuk kepentingan Israel. Antara lain, data direktori panggilan bantuan dan catatan panggilan telepon. Dugaan itu membuat banyak kalangan di AS khawatir karena hampir semua sistem penagihan telepon di AS menggunakan jasa Amdocs.
..."Tetapi rangkuman-rangkuman ini masih bisa bocor juga apabila dilakukan secara manual. Tidak hanya itu, terdapat pula prosedur untuk ke sistem akses dan sebagainya. Jadi secara teknis masih bisa.”...
Pada dasarnya, menurut Budi yang dihubungi pada Senin (12/7), penerapan sistem semacam itu harus terlebih dulu diamati konteks sosial budayanya. Dalam hal ini, kode-kode pada sistem itu akan dievaluasi oleh pihak ketiga yang independen. “Dari setup sistemnya juga bisa dilakukan pencegahan agar tidak digunakan untuk memata-matai. Sistemnya harus dalam jaringan yang terproteksi dan tidak terhubung ke mana-mana sehingga tidak bisa memberikan laporan kemanapun secara online.”

Meskipun adanya sistem proteksi yang tinggi dalam proses ini, Budi mengakui masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan tidak sesuai dengan fungsinya. “Tetapi rangkuman-rangkuman ini masih bisa bocor juga apabila dilakukan secara manual. Tidak hanya itu, terdapat pula prosedur untuk ke sistem akses dan sebagainya. Jadi secara teknis masih bisa.”

Hal senada juga diungkapkan oleh akademisi asal ITB, Agung Harsoyo. “Mestinya yang namanya billing system itu ada di back office, tidak menggunakan jaringan umum dan sangat confidential,” ujar Agung ketika ditanya mengenai kemungkinan pemanfaatan billing system untuk mata-mata.

Di Indonesia sendiri menurut Agung sebenarnya sudah ada billing system lokal buatan sendiri yang kualitasnya tidak kalah dengan bikinan luar negeri. “Hanya saja kebanyakan dipakai di Indonesia Timur. Kebanyakan provider hanya mau memakai yang sudah teruji,” ujarnya.

Billing System merupakan sistem vital dalam dunia telekomunikasi karena merupakan penghubung antara pelanggan dan konten yang diberikan. Sistem ini (yang dijual Amdocs) mencatat nomor telepon yang saling berkomunikasi, durasi, penambahan pulsa, data-data personal, jumlah tagihan dan banyak lagi.


DPR Akan Panggil Menkoinfo
 
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Demokrat Roy Suryo mengungkapkan pihaknya sering mendengar kisruh perusahaan telekomunikasi di AS yang dicurigai memainkan peran mata-mata untuk Israel. Amdocs merupakan perusahaan penyedia sistem telekomunikasi, khususnya sistem penagihan (billing system). Produknya banyak digunakan oleh penyedia layanan telepon di AS. Sedangkan di Indonesia, sistem penagihan itu digunakan oleh Telkomsel dan XL.

DPR memang berencana meminta keterangan kepada Menkominfo mengenai eksistensi Amdocs di Indonesia.

"Selaku anggota Komisi I dan ada indikasi semacam itu, maka ada kemungkinan dalam waktu dekat Komisi I akan memanggil Menkominfo untuk memberikan penjelasan mengenai hal terkait. Kita memang tidak mungkin memanggil Telkomsel secara langsung. Tetapi, karena Telkomsel anak perusahaan Telkom, dan Telkom berada di bawah pengawasan Kemenkominfo, maka kita akan memanggil Menkominfo dan jajarannya," kata Roy, Senin (12/7).

Menurut Roy, saat ini banyak media memberitakan kembali kasus tersebut. Sebelum menjadi besar, DPR merasa berkewajiban untuk menindaklanjuti hal tersebut. Sebab, persoalan Israel merupakan isu sensitif di Indonesia. 

"Ini masih dalam masa pembukaan sidang, kapan waktunya kami belum bisa tentukan. Sudah mulai ada pembicaraan mengenai hal ini oleh beberapa anggota. Saya juga menawarkan kepada masyarakat untuk menyampaikan kepada Komisi I DPR apabila memiliki informasi atau data yang jauh lebih baik. Itu akan dijadikan bahan untuk mengadakan rapat dengar pendapat," tegas Roy. (Ibnudzar/inh)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites