9 November 2011

Di Negeri Barack Obama, Rakyat Terus Bergerak Melawan Sistem Kapitalisme yang Hanya Menguntungkan Para Pemilik Modal

Aksi protes menentang sistem yang kini telah dirasakan kerusakkannya oleh rakyat, terus menjalar di negerinya Barack Obama. Sebagai protes atas kebangrutan sistem kapitalisme, para pengunjuk rasa Occupy Wall Street telah mengorganisir aksi anti kapitalisme besar di New York City untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas ketidaksetaraan pertumbuhan di seluruh Amerika Serikat.

Para demonstran berbaris dari Northern Manhattan menuju Zuccoti Park pada hari Senin, 08/11/2011, memprotes kondisi ekonomi saat ini dalam komunitas mereka. Penyelenggaran long march 18 kilometer mengatakan bahwa mereka ingin menyebarkan pesan dari gerakan Occupy Wall Street di seluruh New York City.

Para demonstran juga bergabung dengan dua anggota DPR setempat, Senator New York Adriano Espaillat dan Penasihat New York Ydanis Rodriguez.

"Ribuan orang telah mengorganisir (reli) ini karena masyarakat kita belum dalam resesi permanen untuk puluhan tahun. Kami memiliki angka berlipat ganda pada tingkat pinjaman dan ada undang-undang layanan kesehatan yang tidak komprehensif. Kami memiliki kebutuhan yang sangat besar selama bertahun-tahun," kata Espaillat.

Dia menambahkan bahwa pesan protes anti-korporatisme di AS itu akan diteruskan pada generasi-generasi berikutnya.

Sementara itu, para pengunjuk rasa Occupy Wall Street diharapkan ikut serta melakukan long march dari Zuccotti Park menuju Federal Plaza di Broadway di Worth Street pada hari Selasa.

Selain itu, beberapa pawai bahkan merencanakan untuk memulai aksi jalan kaki 360 kilometer dari Taman Zuccotti ke Washington DC pada hari Rabu.

Para demonstran anti-korporatisme mengecam pengaruh berlebihan para pengusaha kaya dalam politik AS dan pendekatan menyesatkan keungan pemerintah.

Pasukan polisi Amerika juga terlibat dalam penumpasan brutal terhadap para pemrotes yang telah berdiri berdemonstrasi dan menduduki berbagai kota di AS sejak September.

Sebagai contoh, pada 25 Oktober, Scott Olsen, mantan marinir AS yang telah menjalani dua tugas di Irak, dipukuli kepalanya oleh tabung gas air mata yang ditembakkan oleh polisi Oakland. Olsen menderita retak tengkorak kepalanya.

Ratusan ribu pengunjuk rasa juga memprotes korporatisme di beberapa negara Eropa, termasuk di Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Irlandia, dan Portugal.

Demikianlah wajah sesunggunya ideologi kapitalisme yang kini tengah dicengkramkan Barat di berbagai negeri. Para penduduknya kini mulai merasakan kerusakkan sistem yang sejak awal memang hanya menguntungkan para pemilik modal.

Kebangkrutan sistem kapitalisme yang memang telah rusak sejak kelahirannya, semakin nyata dan jelas. Jika di Amerika rakyatnya sendiri sudah muak dengan Washington yang nota bene menerapkan kapitalisme, sungguh sangat memalukan bila para pejabat di negeri Muslim malah merangkul ide-ide kapitalisme dan menyenangkan kepentingan para kapitalis tersebut.

Sungguh umat manusia dunia tengah mencari sistem yang adil dan menyejahterakan kehidupan manusia. Sistem itu tentu saja bukan komunisme atau kapitalisme yang telah gagal, melainkan sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta yang Mahatahu yang telah terbukti berabad-abad lamanya menyejahterakan dunia.
Tentu saja, sistem ini akan tegak secara sempurna kecuali di bawah institusi Khilafah Islamiyyah. Maka di tengah kerusakan kapitalisme itu, sudah semestinya kaum Muslim bahu membahu dan bersegera untuk bekerja mewujudkan institusi penerap syariah tersebut sehingga kesejahteraan pun akan terasa bagi seluruh umat manusia. Insya Allah, semakin dekat! [syabab.com/www.taman-langit7.co.cc]

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites